Rabu, 13 Desember 2017

WANITA LIAR

WANITA KALEM YANG TERNYATA LIAR DIRANJANG


situs poker online|capsa susun|games capsa susun|poker online terbaik asia|permainan capsa susun|game poker online,

Bermula pada suatu siang, aku sedang berada di sebuah warung makan. Aku sedang menikmati makananku ketika kulihat seorang wanita cantik masuk ke warung itu. Wajahnya sangat putih dan terlihat sangat halus, dengan bibir tipis dan mata yang sipit, menandakan dia orangnya sinis namun ganas di ranjang.

Tubuhnya yang tidak begitu tinggi dan terhitung kecil tertutupi oleh kecantikannya. Kacamata dan berjilbab coklat yang ia pakai menyempurnakan kecantikannya.

Segera aku mencari cara untuk berkenalan. Beberapa saat, tiba-tiba otakku mendapatkan ide. Kenapa tidak pura-pura menabraknya? Mumpung tempat dudukku ada di antara tempat duduknya dan lemari dimanan lauk dihidangkan di warung itu. Segera kujalankan rencanaku.

Saat itu datang ketika dia sedang membawa pesanannya dari lemari depan ke mejanya. Pelan-pelan aku mempersiapkan diri, lalu setelah dia kira-kira sudah dekat, segera aku berdiri dan berbalik.

“gubrak!!” “praang!!” tiba-tiba piring dan gelas berisi makanan sayur dan minuman yang ia bawa tumpah ke bajuku dan bajunya, lalu jatuh pecah di lantai.

“Eh maaf mbak, tidak sengaja…” kataku sambil berwajah bodoh.

Langsung wanita cantik itu ngomel-ngomel dihadapanku. Sudah kuduga, karena memang terlihat wanita cantik ini punya lidah yang tajam. Ah, aku sih sudah kebal.

Akhirnya dengan sok gentleman, aku menawarkan untuk membayar semua kerugian dan mentraktirnya bersama dua rekannya. Aku juga menawarkan untuk mengantarnya pulang untuk berganti baju (dia ternyata adalah seorang karyawati sebuah perusahaan perkreditan motor syariah di kota itu). Semua tawaranku diterima nya mentah-mentah.

Akhirnya, di hari pertama sukseslah aku berkenalan dengan wanita cantik berjilbab yang kira-kira berusia 25 tahun itu. Bahkan aku juga sukses mengetahui rumahnya. Padanya aku memperkenalkan diri sebagai seorang pegawai sebuah perusahaan riset dan sedang melakukan riset di kota XXXXXXX selama beberapa minggu.

Tiga hari berlalu, Kami yang selalu bertemu di warung makan itu (dia selalu makan di warung itu pada jam istirahatnya) pun cepat akrab. Percakapan kami sudah mulai mengalir dan seringkali disertai candaan layaknya teman dekat. Sambil bercanda aku mencuri-curi pandang ke wajah cantiknya yang berjilbab.

Pikiranku yang mulai kotor untuk memperkosanya langsung di warung itu Terus terang saja membuat si kecil di balik celanaku bangun menggeliat, ditambah aroma parfum tipis bercampur keringat khas tubuhnya yang membuat terangsang birahiku.

Ternyata, wanita cantik ber jilbab ini telah menikah, namun suaminya adalah seorang pekerja di sebuah perusahaan telepon yang sering bepergian keluar kota. suaminya adalah orangyang gila kerja, sehingga walaupun kehidupan mereka terjamin, namun Rere tidak mendapatkan nafkah batin yang layak. apalagi sang suami seringkali ejakulasi dini, sehingga sering tidak bisa dinikmati oleh Rere.

Pada suatu hari, aku pada sore hari menunggunya di depan kantornya. Ketika ia keluar, segera aku menghampirinya. Wanita cantik itu terkaget melihat aku ada di situ. Aku mengatakan bahwa aku hanya ingin berkunjung kerumahnya. Ternyata dia mempersilahkan. Aku segera mengikuti motornya menuju rumahnya yang ada di sebuah perkampunagn sepi, tak jauh dari kantornya.

Setelah masuk, kami bercakap diruang depan. Rere berkata jika dia sendirian dirumah, sementara suaminya sedang berada diluar kota. Tak beberapa lama, Rere sang gadis berjilbab cantik itu mengajakku untuk pindah ke ruang tengah sambil nonton TV untuk meneruskan mengobrol. aku pun tidak menolak dan mengikutinya masuk setelah dia mengunci pintu depan.

Sambil ngemil hidangan kecil dan minuman yang kubuat, kami melanjutkan ngobrol-ngobrol. Sesekali wanita berjilbab cantik itu mencubit lengan atau pahaku sambil ketawa-ketiwi ketika aku mulai melancarkan guyonan-guyonan. Tidak lama, adik kecilku di balik celana tambah tegar berdiri.

Aku kemudian usul ke Rere untuk nonton VCD yang kubawa saja. Setelah Rere setuju, aku masukkan film koleksiku ke dalam player. Filmnya tentang drama percintaan yang ada beberapa adegan-adegan ranjang. Kami berdua pun asyik nonton hingga akhirnya sampai ke bagian adegan ranjang, aku lirik wanita cantik berjilbab itu matanya tidak berkedip melihat adegan itu.

Kuberanikan diri untuk merangkul bahu Rere, ternyata gadis cantik berjilbab itu diam saja tidak berusaha menghindar. Ketika adegan di TV mulai tampak semakin hot, Rere mulai gelisah, sesekali kedua paha mulusnya digerak-gerakkan buka tutup. Wah, gila juga nih cewek, seakan-akan dia mengundang aku untuk menggumulinya.

Aku beranikan diri untuk mengelus-elus lengannya, kemudian kepalanya yang tertutup jilbab. Rere tampak menikmati, terbukti gadis berjilbab ini diam saja. Kesempatan itu tidak kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh hangatnya dan kucium pipinya. Rere tidak protes, malah tangan wanita cantik berjilbab bertubuh mulus itu sekarang diletakkan di pahaku, dan aku semakin terangsang lalu kuraih dagunya.

Kupandang matanya yang sipit dan indah, sejenak kami berpandangan dan entah siapa yang memulai tiba-tiba, kami sudah berpagutan mesra. Kulumat bibir bawahnya yang tipis itu dan Rere membalas, tangannya yang satu memeluk leherku, sedang yang satunya yang tadinya di pahaku sekarang sudah mengelus-elus yuniorku yang sudah super tegang di balik celanaku.



Lidah kami saling bertautan dan kecupan-kecupan bibir kami menimbulkan bunyi cepak cepok, yang membuat semakin hot suasana dan seakan tidak mau kalah dengan adegan ranjang di TV.

Tanganku pun tidak mau tinggal diam, segera kuelus paha mulus wanita berjilbab berwajah menggairahkan itu yang masih tertutup celana panjang hitam, Rere pun seakan memberi kesempatan dengan membuka pahanya lebar-lebar, sehingga tanganku dengan leluasa mengobok-obok paha dalam wanita cantik berjilbab itu sampai ke selangkangan dari luar celana panjangnya. Begitu bolak-balik kuelus dari paha lalu ke betis kemudian naik lagi ke paha.

Sambil terus melumat bibirnya, tanganku sudah mulai naik ke perut wanita cantik berjilbab itu kemudian menyusup terus ke dadanya. Kuremas dengan gemas payudaranya walau masih tertutup kemeja kerja, Rere merintih lirih. Melihat sang wanita cantik itu merintih-rintih terhanyut birahi dengan wajah yang masih memakai jilbab dan kacamata membuatku semakin bersemangat.

Lalu tanganku kumasukkan ke dalam kemejanya dan mulai meraba-raba mencari BH- wanita berjilbab berwajah menggairahkan itu. Setelah ketemu lalu aku meraih ke dalam BH dan mulai meremas-remas kembali buah dadanya, kusentuh-sentuh putingnya dan Rere mendesah. Seiring dengan itu, tangan Rere juga mengocok yuniorku yang masih tertutup celana dalam, dan mulai dengan ganas menyusup ke dalam celana dalam meraih yuniorku dan kembali mengocok dan mengelus.

Tak beberapa lama, tiba-tiba dia berhenti.

“Sudah mas Bambang … jangan… aku sudah punya suami… ini zina…”

Aku tidak menjawab sepatah katapun. Mana mau aku kalah dengan kata-kata penolakans eperti itu, kataku. Dengan lembut aku gapai tangan wanita cantik berjilbab itu dan kuremas lembut. Dengan lembut pula aku rangkul dia untuk rebahan disova panjang diruang tengah rumahnya. Tanpa terasa jantungku berdetak keras. Sensasi seperti inilah yang dicari searcher sepertiku. Bagaikan dikomando aku menciumi pipi Rere yang terlihat sangat bersih dan putih, menjelajahi sisi kepalanya, dan menciumi dan menggigiti telinga wanita cantik berjilbab itu dari luar jilbabnya.

“Rere kamu sangat cantik sayang..,” aku berbisik.

“Bambang.. Jangaan please..,” desahan Rere dan aroma tubuhnya yang khas membuat aku semakin terangsang. Lidahku semakin nakal menciumi dan menjilati pipi Rere yang putih bersih.

“Akhh Bambang..” tanpa terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Rere yang aku rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya.

“Ooohh.. Mas Bambang..”

Rere mulai mengikuti rangsangan yang aku lakukan di dadanya. Aku semakin berani untuk melakukan yang Iebih jauh..

“Lin, aku buka baju kamu yach, biar tidak kusut..,” pintaku.

Rere hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk melepaskan pakaiannya. Jilbabnya yang cekak melilit lehernya kubiarkan terpakai, begitu juga dengan kaca matanya. Wajah wanita berjilbab berwajah menggairahkan itu semakin cantik dan menggairahkan bagiku ketika memakai dua benda tersebut. Sementara kemeja kerjanya kulepas, sampai akhirnya dia hanya mengenakan BH warna hitam. Dadaku semakin naik turun, ketika tubuh wanita cantik berjilbab itu yang putih nampak dengan jelas dimukaku.

Setelah terbuka, aku berusaha naik di tubuh dia, aku ciumi bibir Rere yang tipis, lidahku menjelajahi bibirnya dan memburu lidah Rere yang mulai terangsang dengan aktivitas aku. Tanganku yang nakal mulai menarik BH warna hitam. Daann.. Wow.. Tersembul puting yang kencang..

Tanpa pikir panjang aku melepas lumatan di bibir Rere untuk kemudian mulal melepas BH dan menjilati puting Rere yang berwana kecoklatan. Satu dua kali hisapan membuat puting wanita cantik berjilbab bertubuh mulus itu berdiri dengan kencang.. Sedangkan tangan kananku memilin puting yang lainnya.

“Ooohh Bambang.. Kamu… ouuhh…emmmhh… udaaahhh…enaakkkhhh…,” rintih Rere.

Dan saat aku mulai menegang.. Rere berusaha bangkit dari tempat tidur, tapi aku tidak memberikan kesempatan Rere untuk bangkit dari pinggir ranjang. Aroma khas tubuh Rere menambah gairah aku untuk semakin berani menjelajahi seluruh tubuh wanita cantik berjilbab itu. Dengan bekal pengetahuan sex yang aku ketahui, aku semakin berani berbuat lebih jauh dengan Rere.

Aku segera melucuti celana panjang kerjanya tanpa perlawanan yang berarti dari Rere yang sudah terangsang. Langsung aku membuka CD yang digunakan Rere, dan darahku mendesir saat melihat tidak ada sehelai rambutpun di bagian vagina Rere. Tanpa berpikir lama, aku langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan lidahku ke dalam lubang vagina Rere.

“Oohh.. wawaaann…jangaaannn…ntar aku…hhhh.. mmhhh… enakhh.. Nikmat..mmhh!!” Rere merintih kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang kewanitaanya .

“enaakk..Bambang..” Desah Rere disaat kocokkan jariku semakin cepat, Rere sudah mulai memperlihatkan ciri-ciri orang yang mau orgasme dan sesat kemudian..



“Bambang..udaahhh… Aku nggak tahan.. Oohh.. Mass aku mau..” Rere menggelinjang hebat sambil menggapit kedua pahanya sehingga kepalaku terasa sesak dibuatnya.

"Bambaaangg.. Ookkhh.. Aakuu keluaarr..” Crut-crut-crut-crut-crut-crut.

Rere merintih panjang saat clitorisnya memuntahkan cairan kental dan bersamaan dengan itu, dia mengejat-ngejat. Aku biarkan dia terlentang menikmati orgasmenya yang pertama, sambil membuka semua pakaian yang aku kenakan. Aku memperhatikan Rere begitu puas dengan foreplay aku tadi, itu terlihat dari raut wajah wanita berjilbab berwajah menggairahkan itu yang tampak begitu puas.

Tanpa memberi waktu panjang, aku segera menghampiri tubuh wanita cantik berjilbab bertubuh mulus itu yang masih lemas dan menarik pinggulnya dipinggir sofa, dan tanpa pikir panjang penisku yang berukuran besar, langsung menghujam celah kenikmatan Rere yang sontak meringis..

“Aaakhh.. Bambang..,” desah Rere saat penisku melesak ke dalam lubang vaginanya.

“Mass.. penis kamu besar sekali.. Aakkh..”

Aku merasakan setiap gapitan bibir vagina wanita cantik berjilbab itu yang begitu seret, sampai aku meringis ngilu disetap gerakan keluar masukku. Aku berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan menetes diwajah Rere yang terus mendesah dan mengerang binal. Setiap gerakan maju mundur penisku, selalu membuat tubuh Rere menggelinjang hebat karena memang mulai aku rasakan sangat menikmati permainan ini.

“Baaanggg.. Sudahhh.. mmhhh.. Akhh..” sembari berteriak panjang aku rasakan denyutan bibir vagina mengapit batang penisku.

Dan aku rasakan cairan hangat mulai meleleh dari vagina Rere. Aku tidak mempedulikan desahan Rere yang semakin menjadi, aku hanya berusaha memasukkan penisku yang agak bengkok ke kiri. Tiba-tiba Rere mendekap tubuhku erat dan aku tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang kedua kalinya.



penisku bergerak keluar masuk dengan cepat dan.. Sesaat kemudian aku melepas penisku dan mengarahkan ke mulut Rere yang masih terlentang. Aku biarkan dia oral penisku sejenak, lalu segera kembali menjejalkan penisku dalam vagina wanita cantik berjilbab itu.

“Baaanng.. Aku.. Mau.. Keluarr lagi.. Aaakk.. Kamu hebat waaann.., aku.. Nggak tahan..” Seiring jeritan itu, aku merasakan cairan hangat kembali meleleh disepanjang batang penisku.

“Aaakhh.. Sayang.. Enak sekali.. Ooohh..,” rintih Rere.

Bagaikan orang mandi, keringatku kembali berkucuran, diatas tubuh Rere..

“ Reeee.. aku boleh keluarin di dalam..,” aku tanya Rere.

“Jangan.. Aku nggak mau, entar aku hamil,” jelas Rere.

“Nggak deh Ree.. jangan khawatir..,” rengekku.

“Jangan Bang.. Aku nggak mau..,” rintihan Rere membuat aku semakin bernafsu untuk memberikan orgasme yang berikutnya. Kembali aku menggerakkan pinggulku maju mundur.

“Akhh.. Oohh.. Bambang.. keluarin penis kamu.. Aaakkhh..,” Rere memintaku.

Disaat aku mulai mencapai klimaks, Rere meminta berganti posisi diatas.

“Bambang..gan..tian.. aku ingin diatas..”

Aku melepas penisku dan langsung terlentang. Rere bangkit dan Iangsung menancapkan penisku dalam-dalam di lubang kewanitaannya.

“Akhh gila, penis kamu hebat banget Bang nikmaat.. Ooohh.. Enak..” Rere merintih sambil terus menggoyangkan pinggulnya.

“Aduhh enak Baang..”

Goyangan pinggul Rere membuat gelitikan halus di penisku..

“Reeee.. Rere.. Akh..,” aku mengerang kenikmatan saat Rere menggoyang pinggulnya.

“Mass.. Aku mau keluar sayang..,” sambil merintih panjang, Rere menekankan dalam-dalam.

Tubuhnya hingga penisku “hilang” ditelan vaginanya dan bersamaan dengan itu aku sudah mulai merasakan klimaks sudah diujung kepala.

“Aaahh.. Ahh..”

Aku biarkan spermaku muncrat di dalam vaginanya. Daann.. semburan spermaku langsung keluar di dalam Lubang vagina Rere, bersamaan dengan kembali mengejat-ngejatnya tubuh Rere menikmati orgasmenya yang kesekian kalinya, lalu terhempas jatuh di sofa ruang tengahnya. Aku segera mengatur nafasku, lalu segera berpakaian. Aku mencari dapur dan mengambilkan Rere segelas air putih. Ketika aku kembali ke ruang tengah, aku temui Rere sudah duduk termenung.

“makasih ya Reee..” kataku sambil mengecup keningnya.

“Aku takut hamil, Bang..” kata Rere.

Aku hanya tersenyum.

“Gak bakal. Tenang saja…” Persetan, pikirku.

Setelah beberapa waktu duduk dan memeluknya, aku segera berpamitan dan kembali ke kostku, dengan tubuh yang lelah namun penuh kepuasan. -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar